LALAT DAN SAMPAH
Beberapa tahun silam, ada salah pasien yang hampir selalu rutin datang setiap sabtu untuk ruqyah bersama. Keluhan sakitnya macem-macem, diantaranya yang saya ingat adalah gangguan di pencernaan dan beberapa keluhan lain. Beliau memiliki latar belakang keluarga besar yang sangat dekat dengan hal-hal supranatural. Jimat, pusaka, atau menghitung hari untuk bangun rumah, atau arah menghadapnya rumah bukan lagi hal asing dalam keluarga beliau. Beliau “rajin” ke dokter jika sakit mulai kambuh. Dan tak kunjung sembuh meski berulang kali berobat. Hingga beliau memutuskan untuk ikut ruqyah. Selesai kah??…..
Tidak. Berulangkali beliau mengikuti ruqyah di tempat saya, dan reaksi yang muncul selalu sama, muntah-munta dan sejenisnya. Selesai ruqyah, badan terasa ringan dan sakit berkurang. Tp tidak berapa lama, sakit datang kembali. Begitu seterusnya.
Suatu saat, tahun lalu (2015), saya diminta ngisi pengajian Ibu-ibu dengan tema ruqyah. Beliau juga hadir di acara tersebut. Seperti biasa sebelum ruqyah dimulai, selalu diawali dengan ta’lim tentang pembersihan jiwa, atau tazkiyatun nafs. Salah satunya adalah mengapa jin bisa hadir dalam hidup kita dan berulah dalam tubuh kita. Begitu juga selesai ruqyah, ada evaluasi sekilas tentang reaksi yang dirasakan dan dikaitkan dengan semua masa lalu dalam keseharian.
Salah satu kalimat yang membuat saya tertegun adalah kalimat dari ibu tersebut.
“Penting mengubah sikap terhadap sakit, dan membenahi diri. Saya sudah tidak lagi merasakan keluhan keluhan yang pernah saya alami dulu. Saya berulang kali ruqyah tapi tidak kunjung sembuh, tetapi saya selalu menyimak setiap nasihat yang Mas sampaikan dan berusaha mengamalkannya. Perlahan saya belajar melapangkan hati, menerima segala yang terjadi dengan ridho dan husnudhon pada Alloh. Kemudian perlahan sakit saya hilang. Saya sembuh bukan karena ruqyahnya, tapi karena saya menyimak nasihat, menyadari ada yang salah dan berusaha memperbaiki batin saya.” Kurang lebih begitu kalimat beliau.
Dan Alhamdulillah, Alloh takdirkan kesembuhan pada beliau.
Ada cerita lain sejenis dengan ini…..
Suatu saat di salah satu kota di jatim..
Ada seorang ibu, pasien di klinik kota tersebut. Saat ruqyah, beliau bereaksi keras, luar biasa. Berbagai dugaan diagnosa diberikan waktu itu. Beliau terus rajin mendatangi klinik ruqyah untuk terapi karena reaksi dan keluhannya tidak kunjung berakhir.
Setelah sekian waktu ruqyah tidak membuahkan hasil, sang Ibu ini disarankan ruqyah ke klinik ruqyah surabaya.
Beliau menceritakan bahwa beliau mulai merasakan hal-hal supranatural alias gangguan jin sejak anaknya tidak diterima di salah satu sekolah favorit yang beliau harapkan.
Hmmm…mungkin kekecewaan, kesedihan dan perlu dibenahi sikapnya terhadap takdir Alloh. Ini point diskusi yang coba kami pahamkan pada beliau. Alhamdulillah beliau menyadari ada yang salah dalam cara bersikap terhadap sesuatu yang telah terjadi. Beliau berusaha mohon ampun pada Alloh dan berusaha melapangkan dada terhadap apa yang terjadi. Serta berusaha husnudhon pada Alloh terkait dengan anaknya.
Kemudian, ruqyah dilakukan. Maa syaa Allohu laa quwwta illa billah. Tidak ada reaksi apapun dan gangguan selesai.
Saya teringat nasihat salah satu guru saya, semoga Alloh merahmati beliau, bahwa jin dan diri kita, ibarat lalat dan tempat sampah.
Kenapa?
Beliau bertanya pada saya, “jika lalat mendatangi sampah, apa yang akan antum lakukan?”
Lalu beliau melanjutkan dengan kalimat kurang lebih spt ini,
“Tidak ada gunanya kita mengejar si lalat itu.”
“Sangat melelahkan kalau kita harus memukul dan membunuh satu persatu lalat itu.”
“Meski lalat itu terbunuh semua, lalat lain akan segera hinggap di sampah tersebut”
“Seandainya pun, setelah itu semua lalat habis terbunuh, tempat sampah tersebut tetaplah kotor. Tetap tidak indah dipandang dan tetap tidak sedap baunya” ….
Maka…
Yang perlu kita lakukan bukan lah mengejar si lalat tetapi, ambil sampahnya, bersihkan tempat sampahnya maka semua lalat akan menyingkir setelah itu.
Proses ruqyah pun demikian adanya. Semua masalah yang sedang terjadi dalam hidup kita termasuk Gangguan jin dan sihir erat kaitannya dengan hal ini, yakni sampah yang menumpuk dalam diri.
Pada sebagian orang musibah, atau gangguan jin mungkin adalah ujian, karena Alloh berkehendak memuliakannya dengan ujian tersebut. Tapi pada kebanyakan orang, gangguan jin yang terjadi karena ada sesuatu yang harus dibenahi.
Saat kita menganggap bahwa gangguan jin adalah ujian, maka kita akan lebih sulit melihat kekurangan dalam diri kita.
Tetapi, manakala kita menganggap bahwa gangguan jin adalah bagian dari teguran Alloh maka kita akan lebih mudah untuk menyadari adanya kekurangan dalam diri.
Demikianlah Alloh mengingatkan kita bahwa semua terjadi karena sesuatu dalam diri dan masa lalu kita
QS. Asy Syura : 30
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
Oleh karenanya merasa ada kekurangan lebih utama
QS. An Najm : 32
(yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Jadi, mungkin semua keluhan yang kita rasakan sebenarnya berujung pada hal ini, bukan soal kuat dan lemahnya jin dan dukunnya, juga bukan soal teknik ruqyahnya…..
Tapi mungkin ini soal Lalat Dan Sampah….
Semoga Alloh limpahkan taufiqNYA agar kita dimudahkan menemukan ‘sampah-sampah’ itu, sehingga setelah itu, sang lalat menyingkir, dan “tempat itu” menjadi harum dan indah dipandang mata.
Aamiin
Wallohu’alam
Semoga bermanfaat
m.nadhif khalyani
INFORMASI SEPUTRA RUQYAH DAERAH BEKASI HUBUNGI ;
Abi Faqieh Elwastafy : 0817 6866 747