Jumat, 24 Juli 2020

Makna Ruqyah syar'iyyah

๐Ÿ“šMateri RSB 1

*Makna Ruqyah syar'iyyah*

*1. Makna istilah*
menurut Ibnu al-atsir ruqyah adalah doa-doa atau bacaan untuk perlindungan yang ditujukan kepada orang yang sedang sakit seperti demam dan gangguan jin serta penyakit-penyakit lainnya ( Annihayah Gil ghorib  al-hadits 2/254)

*2.Makna secara bahasa*
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan arruqo bermakna perlindungan (at-ta'widz) istirqo,  berarti minta ruqyah, Ruqyah merupakan salah satu jenis doa (majmu Al fatawa 10/195)

Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan:

Apakah anda meremehkan doa dan merendahkan nya?
Tahukah Anda apa yang dilakukan oleh doa?
Doa adalah anak panah di malam hari yang tidak akan meleset, akan tetapi doa kadang perlu waktu.
 dan waktu itu pasti ada akhirnya.

*Kisah*
ada seorang wanita yang menderita penyakit medis yang dokter angkat tangan setiap malam dia melakukan qiyamul lail dan membaca al-baqarah dan Ali Imron  dan Allah takdirkan kesembuhan padanya.

_Majlis Ruqyah syar'iyyah QHI Bekasi_

Selasa, 21 Juli 2020

tata cara ruqyah yang benar

TATA CARA RUQYAH YANG BENAR Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1] Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i. Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut: 1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah. 2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami. 3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa. 4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh. 5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca. 6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat. 7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184]. 8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ูƒُู„ُูˆْุง ุงู„ุฒَูŠْุชَ ูˆَ ุงุฏَّู‡ِู†ُูˆุง ุจِู‡ِ ูَุฅู†َู‡ُ ู…ِู†ْ ุดَุฌَุฑَุฉٍ ู…ُุจَุงุฑَูƒَุฉ “Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.[2] 9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180]. Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali. 10. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ (Bismillah, 3 kali). ุฃุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ ูˆَ ู‚ُุฏْุฑَุชِู‡ِ ู…ِู†ْ ุดَุฑ ู…َุง ุฃุฌِุฏُ ูˆَ ุฃุญَุงุฐِุฑُ “Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.[3] Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali. Atau membaca : ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ ุฃุนُูˆุฐُ ุจِุนุฒَِّุฉِ ุงู„ู„ู‡ ูˆَ ู‚ُุฏْุฑَุชِู‡ِ ู…ِู†ْ ุดَุฑ ู…َุง ุฃุฌِุฏُ ู…ِู†ْ ูˆَุฌْุนِูŠْ ู‡َุฐَุง “Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”.[4] Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5] 11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa: ุฃَุฐْู‡ِุจْ ุงู„ْุจَุฃْุณَ ุฑَุจَّ ุงู„ู†َّุงุณِ ูˆَุงุดْูِ ุฃَู†ْุชَ ุงู„ุดَّุงูِูŠ ู„َุง ุดِูَุงุกَ ุฅِู„َّุง ุดِูَุงุคُูƒَ ุดِูَุงุกً ู„َุง ูŠُุบَุงุฏِุฑُ ุณَู‚َู…ًุง “Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit”[6]. Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”. 12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salla,m . Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.[7] Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah). Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red). Maraji` : 1. Risalatun Fi Ahkami Ar Ruqa Wa At Tamaim Wa Shifatu Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abu Mu’adz Muhammad bin Ibrahim. Dikoreksi Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Jibrin. 2. Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abdullah bin Muhammad As Sadhan, Pengantar Syaikh Abdullah Al Mani’, Dr Abdullah Jibrin, Dr. Nashir Al ‘Aql dan Dr. Muhammad Al Khumayyis, Cet X, Rabi’ul Akhir, Tahun 1426H. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] _______ Footnote [1]. Dinukil dari Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, hlm. 41. [2]. Hadits hasan, Shahihul Jami’ (2/4498). [3]. HR Muslim, kitab As Salam (14/189). [4]. Shahihul Jami’, no. 346. [5]. Fathul Bari (21/323). Cara ini dikatakan oleh Az Zuhri merupakan cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meniup. [6]. Al Fathu Ar Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no. 1415-1416. [7]. Al Fathu Ar Rabbani (17/183). [8]. Namlah adalah luka-luka yang menjalar di sisi badan dan anggota tubuh lainnya

Referensi: https://almanhaj.or.id/2693-tata-cara-ruqyah-yang-benar.html

Minggu, 07 Juni 2020

Ruqyah Panggilan Bekasi



Siap melayani panggilan Ruqyah Syar'iyyah seputaran Bekasi Kota dan Kabupaten
* Ruqyah Personal
* Ruqyah For Family
* Ruqyah Rumah, gedung, lahan, ruko dll
Ruqyah 

segera hubungi via whatsaap 
di nomor 0817 6866 747




Jumat, 29 Mei 2020

ciri penyakit rohani karena gangguan setan

*Paparan tentang penyakit ruhani*

Sheikh Riyadh Muhammad Samahah, dalam kitabnya yang berjudul dalilul mu'alajin bil Quran Al karim, yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh komunitas ruqyah learning center  Indonesia, membahas tentang *penyakit rohani muncul pada dua keadaan yang berbeda*
 dua keadaan itu adalah;
▪️ diwaktu terjaga 
▪️dan di waktu tidur

*1.Adapun penyakit rohani yang menyerang di waktu tidur*
 contohnya adalah,
๐Ÿ‘‰ Insomnia atau tak bisa tidur serta tak pernah bisa tidur nyenyak
๐Ÿ‘‰ Gelisah dalam berbagai bentuknya
๐Ÿ‘‰ Banyak bermimpi
๐Ÿ‘‰ Mimpi buruk
๐Ÿ‘‰ Mimpi yang mengejutkan dalam berbagai bentuknya, mengerikan, menggelisahkan, menyedihkan dan menakutkan
๐Ÿ‘‰bermimpi melihat ular atau kalajengking, atau binatang lainnya seperti anjing atau kucing atau kerbau atau unta atau lainnya yang berbentuk binatang
๐Ÿ‘‰berbicara dalam keadaan tidur atau mengimbau atau, muncul suara yang jelas seolah-olah seperti mengeram atau terdengar suara yang tidak jelas
๐Ÿ‘‰ Gigi gigi menggeretak ketika tidur
๐Ÿ‘‰ Berteriak atau tertawa atau menangis padahal dalam keadaan tidur
๐Ÿ‘‰ Bermimpi di disaat tidur bahwa dirinya telah terjatuh dari tempat yang tinggi atau berjalan di pekuburan atau di tempat yang angker lainnya
๐Ÿ‘‰ Bermimpi melihat air atau darah
๐Ÿ‘‰ Bermimpi melihat hantu
๐Ÿ‘‰ Bermimpi melihat manusia dengan bentuk yang aneh,Apakah mereka memiliki badan yang sangat tinggi ataukah justru sangat pendek atau yang serupa dengan itu
๐Ÿ‘‰atau mimpi lain yang diingkari atau yang menyebabkan kesempitan yang menyesakkan dada atau keterkejutan atau ketakutan atau mimpi yang terwujud nyata akan tetapi berdampak buruk pada diri seperti orang yang bermimpi melihat kecelakaan lalu terwujud nyata atau bermimpi melihat si Fulan sakit atau mati lalu terjadi benar di alam nyata

*2. Penyakit rohani yang menyerang diwaktu sadar atau terjaga dari tidur adalah*

๐Ÿ‘‰ Sakit dan perih yang mengenai salah satu anggota badan si sakit tanpa diketahui sebabnya
๐Ÿ‘‰ Pusing terus menerus tanpa di ketahui penyebab fisiknya secara hakiki
๐Ÿ‘‰ Kondisi-kondisi sedih, sesak, terasa sempit, dan merasa tercekik
๐Ÿ‘‰ Melarikan diri, meninggalkan rumah, suami atau istri keluarga dan anak-anak
๐Ÿ‘‰ Pertambahan intensitas detak jantung pada si penderita tidak bekerja berat
๐Ÿ‘‰bisikan setan untuk mengerjakan berbagai maksiat seperti tindak kejahatan pembunuhan atau zina.
๐Ÿ‘‰ Terhalang dari dzikir mengingat Allah, taat kepadanya dan salat sampai ketika ia berdiri mengerjakan salat tiba-tiba ia lupa jumlah rakaat yang sudah dikerjakan nya dan ia tidak mampu mengonsentrasikan pikirannya di dalam salat secara mutlak lalu ia tertimpa berbagai kondisi tertentu seperti pusing muntah mendesis nafasnya menangis tersedu-sedu tanpa diketahui oleh si sakit atau tertawa atau yang serupa dengan itu
๐Ÿ‘‰kondisi-kondisi marah yang memuncak seolah seperti perbuatan spontan yang tampak dikehendaki
๐Ÿ‘‰termasuk juga ia diserang dengan bisikan-bisikan nyata yang menyuruhnya untuk keluar meninggalkan salat
๐Ÿ‘‰ Melihat dengan jelas kan, berbicara tanpa aturan, berbuat secara gegabah atau semua itu dilakukan olehnya
๐Ÿ‘‰ Berubahh menjadi linglung
๐Ÿ‘‰ Terbius atau lumpuhnya satu anggota tubuh atau lebih secara tidak wajar, maksudnya hal itu terjadi tanpa si penderita menyandarkan anggota tubuh itu dalam waktu yang lama, dan tanpa sebab fisik lainnya
๐Ÿ‘‰ Menggigit gigit gigi, tertimpa seperti penyakit epilepsi dan kejang otot, seringkali terjadi kejang dan kram pada salah satu anggota badannya si penderita kehilangan keinginan untuk menggerakkan anggota badannya tetapi tidak kehilangan perasaannya atau bisa juga ia kehilangan perasaannya lantas tertimpa kondisi ini secara total lalu berjalan dan berbicara dengan perkataan yang tidak seperti biasanya
๐Ÿ‘‰ Seseorang merasakan bahwa ada orang yang terus membuntuti nya, baik hanya berupa persepsi perasaan maupun melihat secara kail dengan mata ataupun perasaan-perasaan asing yang ada di dalam tubuhnya atau sebagian anggota badannya

Jika gejala penyakit yang sudah disebutkan di atas, baik semuanya maupun sebagian bahkan satu saja menimpa seseorang, di waktu tidur, maupun diwaktu terjaga, dengan bentuk yang tidak seperti biasanya, dan terjadi secara berulang-ulang jelas kekuatannya, dan jumlahnya, terkumpul semua gejala itu di saat waktu atau di waktu-waktu yang terpisah, dan berjarak cukup lama atau menjadi secara berurutan dan susul menyusul yang kontras dengan karakter pribadi penderita atau perangai aslinya yang muncul secara tiba-tiba seolah-olah ia bukanlah dirinya sendiri tetapi orang lain maka sesungguhnya semua ini menunjukkan bahwa orang tersebut tertimpa gangguan setan

_Syeikhh Riyadh Muhammad samahah_

๐Ÿ” Ditulis ulang oleh Abi Faqieh Elwastafy, Praktisi Ruqyah Syar'iyyah di daerah Bekasi Jawa barat
Konseling terapi dan training silakan hubungi 0817 6866 747

*Tambahan dari saya*

Jika anda merasakan hal-hal yang disebutkan di atas, maka solusinya adalah melakukan muhasabah diri adakah selalu sayang dilakukan sehingga terkena gangguan setan

Kedua segera bertaubat dan banyak melakukan amal shaleh ibadah yaumiyah baik yang wajib maupun sunnah terutama dzikir pagi dan sore dan Tilawah Al Quran

Yang ketiga lakukanlah ruqyah syar'iyyah, hubungi ruqyah terdekat di sekitar Anda, untuk daerah Bekasi silakan hubungi kami


#semoga artikel diatas bermanfaat#

 RUQYAH ANAK PONDOK TAHFIDZ