Mengobati Penyakit ‘Ain Pada Anak
Pengertian penyakit ‘ain
Penyakit ‘ain adalah penyakit yang berefek pada badan
maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun
takjub. Sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang
yang terkena.
Ibnul Atsir rahimahullah berkata,
يقال: أصَابَت فُلاناً عيْنٌ إذا نَظر إليه
عَدُوّ أو حَسُود فأثَّرتْ فيه فمَرِض بِسَببها
“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apa
bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya
hingga menyebabkannya jatuh sakit”[1]
sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.
sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العين حقُُّ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته
العين
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya
ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.”[2]
Penyakit ‘ain bisa mengenai anak-anak
Anak dan bayi bisa terkena ‘ain, apalagi
anak-anak dan bayi terkadang menggemaskan dan lucu sehingga banyak yang kagum
dan ia lupa membaca doa ketika kagum. Maka anak bisa terkena ‘ain. Gejalanya
bisa berupa anak menanggis terus menerus tanpa henti, kemudian tidak mau
menyusui tanpa sebab yang jelas dan ini terjadi tidak seperti biasanya.
Sebagaimana hadits.
Aisyah radhiallahu anha berkata,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا
لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ
“Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian
mendengar bayi sedang menangis.Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian
menangis?Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari
penyakit ‘ain?)”[3]
Bisa juga gejalanya bayi menjadi sangat kurus
kering,
عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَخَّصَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ
الْحَيَّةِ وَقَالَ لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي
أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ
إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ
Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah
shallalahu alaihi wa sallam memberi rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far
memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti
Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah
mereka kelaparan?” Asma’ menjawab : “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.”
Kata beliau,”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!”[4]
Cara mencegah dan mengobati ‘ain pada anak
1.sering-sering membacakan doa perlindungan
kepada anak ketika anda bersama anak anda. Doa tersebut adalah
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ
مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku berlindung kepada Allah untuk kalian
berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaitan, binatang
yang berbisa dan pandangan mata yang jahat.”[5]
2.jangan terlalu sering menceritakan atau
membangga-banggakan anak kita pada orang lain
3.jika sudah terkena maka bisa menempuh cara
berikut:
-jika orang yang mengenai ‘ain diketahui
maka ia diminta untuk mandi atau berwudhu
kemudian air bekas orang tadi digunakan untuk mandi/disiram atau di basuh pada
orang yang terkena ‘ain.
Sebagaimana dalam kisah hadits mengenai Sahl
bin Hunaif yang terkena ‘ain maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepada pelakunya,
أغتسل له فغسل وجهه ويديه ومرفقيه وركبتيه
وأطراف رجليه وداخلة إزاره في قدح ثم صب ذلك الماء عليه يصبه رجل على رأسه وظهره
من خلفه ثم يكفئ القدح وراءه ففعل به ذلك فراح سهل مع الناس ليس به بأس
“Mandilah untuknya !”. Kemudian ‘Amir mencuci
mukanya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari-jari kedua
kakinya, dan bagian dalam kainnya di dalam bejana. Kemudian (air bekas mandi
itu) disiramkan kepada Sahl)oleh seseorang ke kepalanya dan punggungnya dari
arah belakangnya. Kemudian bejana terebut ditumpahkan isinya di belakangnya.
Maka setelah hal itu dilakukan, Sahl kembali bersama orang-orang dalam keadaan
tidak kurang suatu apa (sehat kembali).”[6]
Bisa juga dengan wudhu, jika pelakunya tidak
memungkinkan mandi,
Dari ‘Aisyah radliallaahu ‘anha ia berkata,
عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان يؤمر
العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين
“Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar
berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)”[7]
–menaruh tangan ke atas kepala penderita ‘Ain
kemudian membaca doa
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ
اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap
sesuatu yang menyakitimu dab dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki.
Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu”[8]
Atau doa,
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ
يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ
“Dengan nama Allah, mudah-mudahan Dia
membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu,
melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan
setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)”[9]
– meruqyah dengan membaca surat Al-Ikhlash,
Al-Falaq, dan An-Naas Dan doa-doa shahih yang lainnya.
atau bisa baca ruqyah teknik 3 qul seperti yang ada di blog ini
semoga bermanfaat
abi faqieh Elwastafy -0817 6866 747
Tidak ada komentar:
Posting Komentar